Kutipan Film, Thor: The Dark World (2013)

Loki : “Jika memang aku akan dikapak, sumpah, ayunkan saja. Bukannya aku tak suka dengan pembicaraan kita, hanya saja, aku memang tak suka.”

 

Frandal : “Mungkin lain kali kita harus mulai dengan yang besar.”

 

Odin : “Tak ada yang tak beres, selain hatimu yang bingung dan teralihkan.”

 

Odin : “Hidup manusia cepat berlalu, mereka bukan apa-apa. Sebaiknya kau pikirkan apa yang ada di hadapanmu.”

 

Darcy Lewis : “Ahli astrofisika dengan 3 gelar harusnya bisa mengubah nada deringnya sendiri.”

Darcy Lewis : “Aku tak mau ditusuk atas nama ilmu pengetahuan.”

 

Thor : “Kesenangan terkadang menjadi beban yang lebih berat daripada pertempuran.”

 

Heimdal : “Alam semesta tidak pernah semempesona ini sejak pertama kali aku mengamatinya. Sedikit yang bisa merasakannya, bahkan lebih sedikit lagi yang bisa melihatnya. Di samping dampaknya yang bisa berbahaya, ia tetaplah sangat indah.”

 

Thor : “Aku percaya takdirlah yang akan menyatukan kita.”

 

Frigga : “Raja sejati mengakui kesalahannya.”

Odin : “Meski banyak yang telah ku lalui, ratuku selalu mencemaskanku.”

 

Odin : “Kita akan bertempur. Sampai napas terakhir Asgardian, dan tetes darah terakhir Asgardian.”

 

Thor : “Dia kuat dengan cara yang tidak kau pahami.”

 

Loki : “Hari ini, besok, seratus tahun bukanlah apa-apa. Itu Cuma sekejap. Kau tak akan pernah siap. Satu-satunya wanita yang kau cintai akan direnggut darimu.”

 

Loki : “Merasa puas bukanlah sifatku.”

Thor : “Menyerah juga bukan sifatku.”

Erik Selvig : “Tidak ada yang lebih melegakan daripada mengetahui dunia lebih gila daripada dirimu.”

 

Loki : “Sampai jumpa di neraka, monster.”

 

Thor : “Ayah, aku tak bisa menjadi raja Asgard. Aku akan lindungi Asgard dan seluruh alam dengan segenap kekuatanku, tapi bukan lewat singgasana. Loki, meski dengan segala kebengisannya, paham akan aturan yang yang ku tahu tak akan pernah aku pahami. Kebrutalan, pengorbanan, itu mengubah seseorang. Aku lebih memilih jadi orang yang baik daripada raja yang agung.”

 

Odin : “Satu putraku sangat menginginkan tahta, yang lainnya bahkan tak menginginkannya. Inikah takdirku?”