Pendakian Watu Jengger 1.100 MDPL
1 Maret 2020. Bertepatan hari Minggu, sudah punya niatan untuk solo hiking tektok. Watu Jengger adalah tujuannya karena memang belum pernah kesana dan waktu pendakiannya relatif singkat. Sebelumnya sempat tanya-tanya temanku Faroq tentang jalur dan waktu pendakian. Hari H jam 7 sudah mau berangkat ke basecamp, eh si Faroq ngasih kabar kalo mau ikut. Yaudah gak jadi solo hiking.
Basecamp Watu Jengger berada di Dusun Nawangan, Desa Tawangrejo, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto. Watu Jengger merupakan bukit di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) R Soeryo. Bukit ini biasanya yang sering dipilih oleh pendaki pemula selain Gunung Pundak di Mojokerto. Memiliki ketinggian 1.100 MDPL dan waktu tempuh dari basecamp ke puncak sekitar 1,5 – 2 jam.
Kami berangkat dari Jombang 08.30 dan sampai di parkiran jam 09.30. Kondisi jalan sebelum sampai parkiran adalah makadam dan menanjak, jadi repot juga kalo di tengah perjalanan ban motor bocor. Di parkiran terdapat warung makan, toilet, dan di dekat parkiran juga ada mushola. Biaya parkir sepeda motor sebesar 5.000 dan mobil sebesar 10.000. Dari parkiran ke basecamp membutuhkan waktu perjalanan sekitar 10 menit.
Biaya registrasi sebesar 11.000/orang. Kondisi basecamp juga baik. Terdapat mushola, kamar mandi, dan tempat untuk duduk.
(Basecamp)
(Gerbang Pendakian)
Kondisi jalur banyak landainya dan sesekali menanjak. Berhubung hari sebelumnya diguyur hujan lebat, kondisi tanah juga becek sehingga licin. Jalurnya juga sangat jelas dan ada penunjuk arahnya, jadi kebagetan kalo sampai kesasar.
(Jalur Becek dan Menanjak)
Dari besecamp ke puncak ada 3 pos untuk ngecamp. Di pos pertama hampir tidak ada yang ngecamp karena masih terlalu dekat, di pos kedua juga karena tempatnya sedikit lebih sempit dan kondisi tanahnya agak miring, nah di pos 3 ini banyak yang ngecamp karena tempatnya luas dan sudah dekat menuju puncak.
(Pos 1)
(Pos 2)
(Pos 3)
Waktu normal pendakian sekitar 1,5 – 2 jam, tapi kami menempuhnya sekitar 2 jam 15 menit karena pingin nyantai juga. Dari pos 3 naik setengah perjalanan ke atas sudah tidak ada tempat lain untuk berteduh (kami niatnya mau cari tempat berteduh buat makan ketan). Akhirnya turun lagi ke pos 3 buat makan ketan. Nah abis makan ketan ini nih jadi males berdiri hahaha.
(Makan Ketan)
Sampai di puncak terus foto-foto bentar. Langsung turun lagi karena hujan sudah mulai turun. Kita kehujanan dari dari puncak sampai basecamp dan parkiran. Habis itu ngopi-ngopi dulu di warung sambil ngobrol sama pendaki lain sambil nunggu hujan sedikit reda.
(Kehujanan Saat Turun)
Nah untuk himbauan juga, meskipun Watu Jengger ini biasa tergolong mudah didaki, tapi jangan diremehkan ya. Soalnya saat mendaki kesini, banyak dijumpai orang-orang yang kurang persiapan. Contoh : saat hujan tidak bawa mantel dan tasnya nggak ada rain covernya pula, ada juga yang pake sepatu warna putih yang cocoknya dipake di mall, terus ada juga yang gak bawa air (mungkin dikiranya Watu Jengger ini kayak wisata Gunung Kelud).
Nah ini dokumentasi kami. Salam Lestari :)
(Mohamad Thoriq Firdaus)
(Muhammad Faroq Abu Wildhan)
Komentar
Posting Komentar