Pengalaman dan Suka Duka Menjadi Kolektor Leasing


Pekerjaan sebagai kolektor memang dipandang sebelah mata bahkan cenderung negatif bagi sebagian masyarakat. Bagaimana tidak, mind set yang tertanam di masyarakat mengenai kolektor adalah orang yang berawakan besar, memakai pakaian dan jaket hitam, serta memiliki watak keras atau cenderung kasar. Padahal, anggapan tersebut TIDAK sepenuhnya benar. Hal tersebut dikarenakan adanya jenis-jenis kolektor pada perusahaan leasing. Karena adanya perbedaan jenis-jenis kolektor itulah, biasanya ada perbedaan dalam menangani berbagai konsumen yang telat bayar.

 

Aku menjadi kolektor di perusahaan leasing sudah berjalan 18 bulan, sejak April 2020 hingga artikel ini ditulis (akibat dimutasi dari Credit Marketing Officer / Surveyor karena adanya pandemi Covid-19 yang mengakibatkan perusahaan leasing stop selling).

 

Kali ini aku akan membagikan pengalamanku atau gambaran kerja sebagai kolektor. Adapun poin-poin yang akan aku jelaskan antara lain :

  1. Jenis-Jenis Kolektor
  2. Daily Activity Kolektor
  3. Penghasilan Kolektor
  4. Sukanya Menjadi Kolektor
  5. Dukanya Menjadi Kolektor
  6. Cara Menjadi Kolektor yang Benar

Posisiku sendiri merupakan Kolektor Internal / Field Collection / Account Collection Officer, apapun namanya, biasanya beberapa perusahaan memiliki penamaannya sendiri meskipun artinya sama saja. Jadi kedepannya, artikel ini akan menjelaskan tentang kolektor dengan jenis Kolektor Internal / Field Collection / Account Collection Officer. Okelah ayo kita bahas 6 poin di atas tadi.


1. Jenis-Jenis Kolektor

Secara umum, kolektor dibagi menjadi 3 jenis berdasarkan tingkatannya, yaitu :

  • Desk Collector : Tugasnya mem-follow up konsumen yang akan, baru, atau sudah beberapa hari jatuh tempo. Biasanya kolektor ini ditugaskan pada pihak perempuan.
  • Kolektor Internal / Field Collection / Account Collection Officer : Tugasnya menagih konsumen secara langsung ke lapangan. Pada kolektor jenis ini, ada beberapa tim atau bucket yang terdiri dari kolektor yang menangani konsumen yang telat 1 bulan berjalan, 2 bulan berjalan, 3 bulan berjalan, dan seterusnya (tergantung perusahaan masing-masing). Pembagian tim atau bucket dipengaruhi oleh keterlambatan waktu pembayaran.
  • Kolektor Eksternal / Remedial : Merupakan kolektor yang bukan dari perusahaan leasing (bukan karyawan pada perusahaan leasing). Pada kolektor tahap ini, jumlah keterlambatan konsumen sudah berbulan-bulan sehingga kebanyakan solusinya adalah tarik unit. Nah kolektor ini kemudian dapat komisi dari perusahaan.

2. Daily Activity Kolektor

  • Pagi hari sebelum berangkat ke kantor mendowlond DKH (Daftar Kunjungan Harian) pada aplikasi di HP yang telah disiapkan oleh pihak perusahaan. DKH merupakan data konsumen yang sudah bisa dikunjungi karena statusnya sudah jatuh tempo. Contoh DKH adalah seperti di bawah ini.
  • Ke kantor untuk briefing (jika ada), proyeksi pembayaran ke supervisor, atau konsultasi ke supervisor mengenai masalah-masalah yang ada di lapangan.
  • Melakukan kunjungan ke rumah konsumen dengan disertai foto kunjungan dan mengisi laporan DKH. Adapaun pembahasan yang dilakukan kepada konsumen antara lain penyebab keterlambatan pembayaran, tanggal janji bayarnya kapan, pembayaran rencana akan dilakukan dimana, dan lain-lain. Laporan kunjungan juga dilaporkan di grup WA sebagai tanda aktivitas harian di lapangan. Terkadang perlu juga dilakukan cek lingkungan dengan bertanya kepada tetangganya mengenai apakah unit yang bersangkutan ada di rumah konsumen atau tidak, atau juga kepribadian konsumen seperti apa. Hal itu perlu ditanyakan agar penanganan ke konsumen dalam menagih lebih tertata.
  • Mencetak kuitansi pembayaran. Jika kita melakukan kunjungan dan ternyata ada konsumen yang mebayar angsuran lewat kolektor, maka kita wajib mencetak kuitansi pembayaran yang sah. Untuk sekarang ini, kuitansi pembayaran sudah berupa E-Kuitansi dan konsumen akan langsung menerima SMS konfirmasi pembayaran dari perusahaan leasingnya.
  • Menyetorkan uang hasil tagihan ke kantor atau lewat Indomaret / Alfamart hari itu juga jika pada hari itu ada konsumen yang membayar angsuran lewat kolektor.

3. Penghasilan Kolektor

Penghasilan Halal :

  • Gaji Pokok. Biasanya sih UMR lebih sedikit.
  • Insentif. Dibagikan hanya kepada kolektor yang mencapai target.
  • Reward. Diberikan jika ada performance cabang meningkat atau performance kolektor konsisten (misalnya 3 bulan target berturut-turut), tapi tidak semua perusahaan memberikannya.
  • OB-an. Nah ketika melakukan kunjungan, tentu ada beberapa konsumen yang angsurannya sebentar lagi akan lunas. Tidak ada salahnya kolektor menawarkan kembali konsumen tersebut unit baru atau BPKB-nya dimasukkan lagi. Disitu kolektor akan mendapatkan fee.
  • Dari Konsumen Sendiri. Tidak semua konsumen malu atau kesal ketika didatangi kolektor, ada juga memang yang sengaja melakukan pembayaran lewat kolektor karena sudah percaya atau bahkan akrab dengan kolektor atau karena konsumennya sendiri yang malas pergi ke Indomaret / Alfamart / kantor untuk melakukan pembayaran jadi nunggu kolektornya saja yang datang. Biasanya kolektor akan diberi uang bensin atau jika angsurannya ada kembalian maka kembaliannya buat kolektornya saja. Ada memang yang seperti itu meskipun jarang.

Penghasilan Haram (Jangan Dilakukan) :

  • Lapping. Ketika konsumen sudah melakukan pembayaran kepada kolektor, tetapi oleh kolektor angsuran konsumen tidak disetorkan. Konsumen hanya diberi kwitansi palsu atau dibohongi dengan alasan lain.
  • Fraud. Bisa saja berupa uang yang diberikan konsumen kepada kolektor dari hasil gadai unit, tujuannya agar kolektor tidak usah datang lagi ke konsumen dan menyampaikan laporan palsu ke perusahaan jika unitnya masih ada padahal sudah digadai.

4. Sukanya Menjadi Kolektor

  • Waktu luang. Percaya atau tidak, sebenarnya menjadi kolektor itu juga santai (setidaknya dari awal bulan sampai pertengahan bulan). Kenapa bisa dibilang santai dan punya waktu luang, karena konsumen yang ditangani bulan ini terkadang sama dengan konsumen yang ditangani bulan lalu. Sebagai contoh, sejak artikel ini ditulis (Sepetember 2021), wilayah atau area tagihku tetap sama dengan Februari 2021 (artinya sudah 8 bulan wilayahku sama). Sehingga dengan begitu aku sudah hapal dengan konsumen, cara penanganannya, dan rute-rute areanya. Bisa dibilang jika aku berangkat pagi, maka tidak sampai siang aku sudah selesai melakukan pekerjaan.
  • Penghasilan. Penghasilan selain gaji pokok tentu juga mengandalkan insentif, nah insentif ini relatif mudah dicapai apabila wilayahnya juga sama. Jadi misal bulan ini aku di wilayah A dan target, bulan depan masih tetap di wilayah A, maka kemungkinan akan target lagi. Apalagi kerja di leasing, insentif dan gaji terkadang lebih besar insentif. Belum lagi ketika ada reward.
  • Bisa disambi dengan pekerjaan lain. Seperti temanku, ada yang bekerja sebagai kolektor tapi bisnis jual-beli HP-nya tetap jalan dengan sistem COD. Ada juga yang memliki usaha ternak dan ada juga yang memiliki usaha online shop. Semua tetap bisa dilakukan dengan tanpa meninggalkan tanggung jawab sebagai kolektor.

5. Dukanya Menjadi Kolektor

  • Terkadang berhadapan dengan konsumen yang ruwet. Ruwet di sini bisa karena karakter konsumen buruk saat ditagih, atas nama, unit gadai, terlalu menyepelekan, dan lainnya.
  • Terkadang cekcok dengan konsumen. Perlu diketahui bahwa biasanya cekcok terjadi karena kesalahan konsumen sendiri. Siapa yang tidak kesal jika konsumen menyepelekan angsuran, atau berkata kasar, atau berkarakter buruk. Di posisi tersebut sebenernya kolektor juga perlu mengimbangi watak konsumen yang keras tersebut.
  • Perlunya talangan untuk mencapai target.
  • Sebagai karyawan lapangan, tentu cuaca sangat berpengaruh apalagi jika cuaca hujan.

6. Cara Menjadi Kolektor yang Benar

  • Membangun citra yang baik. Pada zaman sekarang, sudah tidak zamannya menagih konsumen dengan cara yang keras. Kolektor datang ke konsumen tidak serta merta menagih angsuran konsumen, tetapi bisa berperan sebagai konsultan atas kendalan pembayaran konsumen dan memberikan solusi tentang masalahnya. Memakai pakaian yang sopan, ID card yang jelas, dan tutur bahasa yang sopan akan membuat konsumen merasa lebih baik.
  • Mengetahui kronologi detail alasan konsumen telat membayar angsuran dan pastikan mendapat tanggal janji bayar setelahnya. Jika konsumen masih belum bisa memberikan tanggal janji bayar, maka harus difollow up lagi beberapa hari ke depan. Jika konsumen memberikan tanggal janji bayar, segera follow up lagi.
  • Jika ada kondisi dimana konsumen sulit ditemui karena rumahnya selalu tutupan (mungkin konsumen sedang kerja), cari info ke tetangga dengan bertanya biasanya konsumen pulang jam berapa.
  • Segera laporkan ke atasan jika ada kendala di lapangan.

Nah, seperti itu sekilas gambaran bekerja sebagai kolektor leasing. Meskipun memang dipandang sebelah mata, tapi jika kita melakukan dengan baik dan sesuai SOP pasti konsumen juga akan menghargai kita. Untuk masalah di lapangan mengenai konsumen tentu saja ada, karena dari tujuan awalnya ada kolektor adalah menangani konsumen yang gagal bayar hingga melewati jatuh tempo. Lagipula, kolektor juga tidak akan menangani atau mengunjungi konsumen dengan pola bayar rutin dan bagus.

Komentar

  1. untuk penagihan dalam sebulam itu ke konsumen yang sama tiap hari selama belum bisa bayar bukan mas

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya. Pokoknya penagihan ke konsumen yg belum bisa bayar

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Bekerja sebagai Credit Marketing Officer di Perusahaan Leasing

Pendakian Tek-Tok Gunung Penanggungan via Kunjorowesi